Trafo Trafindo Standar DSPLN D3 untuk 3 fasa dan 1 fasa yang mengacu pada SPLN: D3.002-1:2007 (Non CSP) dan SPLN: D3.002-2: 2008 (CSP) telah disesuaikan dengan standar PLN 2007 sehingga lebih efisien dan menukung distribusi listrik di Indonesia.
SPLN D3.002-1: 2007
Spesifikasi Transformator Distribusi Bagian 1: Transformator Fase Tiga, 20 kV - 400 V dan Transformator Fase Tunggal, 20 kV - 231 V dan 20/v3 kV - 231 V 1
Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan transformator distribusi dengan metoda pendinginan ONAN; daya pengenal s/d 2500 kVA ; tegangan pengenal : -
transformator fase tiga
: 20 kV – 400V
transformator fase tunggal
: 20 kV – 231 V dan 20/v3 kV – 231 V
yang dipergunakan di lingkungan PT PLN (Persero). Dikecualikan dari standar ini, transformator distribusi sebagai berikut: -
Transformator penaik tegangan untuk pembangkit skala kecil (kelompok vektor YNd5).
Transformator fase tunggal dengan pengaman sendiri (DPS/CSP).
Tujuan
Sebagai pedoman pengadaan dan pemesanan transformator bagi unit-unit PT PLN (Persero) serta ketentuan desain, pembuatan dan pengujian untuk pabrikan, pemasok dan lembaga penguji. Dalam penggunaan yang bersifat khusus, PT PLN (Persero) dapat menetapkan spesifikasi lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman.
Acuan Normatif
Kecuali disebutkan secara khusus, ketentuan pada standar ini mengikuti revisi terakhir dari standar-standar berikut: a.
SNI 04-6954.1, Transformator tenaga – Bagian 1: Umum;
IEC 60076-1 : 2000, Power transformers – Part 1: General;
SNI 04-6954.2, Transformator tenaga – Bagian 2: Kenaikan suhu;
IEC 60076-2 : 1997, Power transformers – Part 2: Temperature rise;
IEC 60076-3 : 2000, Power transformers – Part 3: Insulation levels, dielectric tests and external clearances in air;
SPLN D3.002-1: 2007
IEC 60076-4 : 2002, Power transformers – Part 4: Guide to lightning impulse and switching impulse testing of power transformers and reactor;
IEC 60076-5 : 2006, Power transformers – Part 5: Ability to withstand short-circuit;
IEC 60076-7 : 2005, Power transformers – Part 7: Loading guide for oil-immersed power transformers;
IEC 60076-8 : 1997, Power transformers – Part 8: Application guide;
IEC 60076-10 : 2001, Power transformers – Part 10: Determination of sound levels;
IEC 60076-13 : 2006, Power transformers – Part 13: Self-protected liquid-filled transformers;
IEC 60296, Fluid for electrotechnical applications – Unused mineral insulating oils for transformers and switchgear;
IEC 60137, Insulated bushings for alternating voltages above 1000 V;
SPLN 67-2C : 1986, Kondisi spesifik di Indonesia, Bagian dua: Pengendalian dan pengawasan mutu.
Istilah dan Definisi Transformator dengan metoda pendinginan ONAN
Transformator dengan media pendinginan belitan berupa minyak dengan mekanisme sirkulasi alami dan media pendinginan eksternal berupa udara dengan mekanisme sirkulasi alami.
Transfomator dengan pengaman sendiri (DPS/CSP - Completely Self Protected)
Transformator distribusi yang dilengkapi dengan sistem pengaman arus lebih yang ditempatkan di dalam tangki transformator berupa pengaman lebur (fuse) pada sisi primer dan pemutus tenaga (circuit breaker) pada sisi sekunder, dan pada sisi primer di luar tangki dilengkapi dengan penangkap petir (lightning arrester).
Transformator kedap udara (hermetically sealed)
Transformator yang tertutup sedemikian rupa sehingga tidak ada pertukaran antara isinya dengan atmosfer luar. Transformator kedap udara dapat dibedakan menjadi: hermeticallysealed fully filled dan hermetically-sealed inert gas cushion.
SPLN D3.002-1: 2007
Hermetically-sealed fully filled
Transformator kedap udara dengan minyak mengisi penuh seluruh ruang di dalam tangki.
Hermetically-sealed inert gas cushion
Transformator kedap udara dengan minyak mengisi ruang di dalam tangki sampai ketinggian tertentu (merendam inti besi, belitan dan pengubah sadapan), sedang sisa ruang diatasnya diisi oleh gas tertentu, biasanya N2 (Nitrogen). Belitan primer
Belitan yang menerima daya aktif dari sumber daya. Belitan sekunder Belitan yang menyalurkan daya aktif ke sirkit beban.
Terminal fase yang dimaksud untuk hubungan ke penghantar fase sistem.
Tegangan pengenal (Ur) Tegangan yang akan diterapkan, atau yang diperoleh dalam keadaan tanpa beban, antara terminal fase belitan sadapan utama transformator fase tiga atau antara terminal belitan sadapan utama transformator fase tunggal.
Rasio tegangan pengenal Rasio dari tegangan pengenal sebuah belitan terhadap tegangan pengenal belitan lainnya. Frekuensi pengenal (fr) Frekuensi dimana transformator didesain untuk beroperasi. Daya pengenal (Sr) Nilai konvensional daya semu (dalam kVA atau MVA), yang dijadikan dasar untuk desain, jaminan pabrikan, pengujian dan yang menentukan nilai arus pengenal pada tegangan pengenal, di dalam kondisi yang ditentukan oleh standar ini.
SPLN D3.002-1: 2007
Arus pengenal (Ir) Arus yang mengalir melalui terminal fase belitan, diperoleh dari daya pengenal belitan dibagi dengan tegangan pengenal dan faktor fase. Faktor fase transformator fase tiga adalah v3 dan transformator fase tunggal adalah 1.
Sadapan utama (principal tapping) Sadapan yang menentukan besaran-besaran pengenalnya.
Faktor sadapan (berkaitan dengan suatu sadapan) Rasio pada kondisi tanpa beban antara tegangan terminal suatu belitan sadapan dengan tegangan belitan sadapan utama.
Langkah sadapan Perbedaan antara faktor sadapan, dalam persen, dari dua sadapan yang berurutan.
Julat sadapan Variasi julat dari faktor sadapan dalam persen dibandingkan dengan nilai 100.
Rugi tanpa beban (rugi besi) Daya aktif yang diserap ketika tegangan pengenal pada frekuensi pengenal diberikan pada terminal salah satu belitan, sedangkan belitan lainnya terbuka.
Arus tanpa beban Nilai arus (rms) yang mengalir pada terminal fase belitan ketika tegangan pengenal pada frekuensi pengenal diberikan pada belitan tersebut, sedangkan belitan lainnya terbuka. CATATAN Arus tanpa beban pada transformator fase tiga adalah nilai rata-rata dari ketiga arus fase dan dinyatakan dalam persen terhadap arus pengenal.
Rugi berbeban (rugi belitan) Daya aktif yang diserap pada frekuensi pengenal dan suhu acuan ketika arus pengenal mengalir melalui terminal fase salah satu belitan, sedangkan terminal belitan lainnya dihubung-singkat. CATATAN Nilai rugi berbeban ditetapkan pada suhu acuan 75°C.